-->

ads

Sekolah Bukan ‘Kuburan Masal’ Mekanisasi Sesuai Kemauan Negara

Senin, 11 Oktober 2021

Pelajar

Oleh: Dr. H. Masduki Duryat*)


Bung Karno pernah menyampaikan, dekadensi akal pikiran merupakan bencana batin yang paling besar bagi bangsa. Ketika kebodohan bersemayam di dalam jiwa, maka karakter bangsa menjadi lemah dan inferior. Para pemimpin dan masyarakatnya sukar mengerti posisi dan situasi dirinya, sehingga kemakmuran alam yang ada akan dengan mudah dirampas dan sulit diraih kembali. Kaum imperialis dan kolonialis berkepentingan dengan kebodohan serupa. 


Pendidikan tentu saja bukanlah serangkaian upaya mengurangi angka buta huruf atau transfer of knowledge semata. Pendidikan sejatinya adalah gerakan untuk memberantas penyakit batin berupa akal pikiran yang bengkok dan kerdil, kemauan yang lemah terkulai. Ia adalah proses penyadaran tentang harkat diri sebagai manusia dan pembentukan mindset sebagai bangsa yang merdeka. Karena itu, jalan pendidikan bagi sebuah bangsa adalah perjuangan untuk survive dan melindungi diri dari berbagai keterpurukan dengan menciptakan kesejahteraan serta membangun kebudayaan. 


Kondisi Pendidikan Kita?

Ada ungkapan yang menarik untuk kita renungkan:

      … Apa guna kita memiliki

        sekian ratus ribu alumni sekolah

            yang cerdas, tetapi massa rakyat dibiarkan

        bodoh? Segeralah kaum sekolah itu pasti 

        akan menjadi penjajah rakyat

        dengan modal kepintaran mereka (YB. Mangunwijaya).

       

Atau tulisan Hadi Purwanto yang dikutip pengantar redaksi “Problematika Pendidikan Islam Kontemporer”, ketika menyebut problem pendidikan (agama) masih bersifat doktrinal:

        Guru bicara, murid menulis

        Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa

        Guru mengatur, murid diatur

        Guru menghukum, murid dihukum

      Dosen membaca, mahasiswa mencatat

        Dosen bertanya tentang bacaannya, mahasiswa menjawab dengan catatannya

        Dosen diam, mahasiswa tidur

        Dosen absen, mahasiswa pulang

        Dosen pulang, mahasiswa berkelahi dengan aparat,

        mabuk, aborsi, lalu ekstasi 


Siapa di antara akademisi dan intelektual yang tidak akan “tersinggung” dengan pernyataan di atas? Namun, ini bukan masalah “tersinggung” atau tidak, melainkan mengapa ungkapan seperti itu muncul? Apa yang terjadi dengan kebijakan dan praktik kependidikan kita? Dan tentunya, bagaimana pula “seharusnya” kita—selaku pemerhati dan praktisi pendidikan—menyikapi persoalan-persoalan kependidikan yang memunculkan kekecewaan yang demikian?


Kita hanya memproduksi anak sekolahan, bukan anak berpendidikan. Ada gagasan yang diparadokskan antara pendidikan dan persekolahan. Pendidikan dianggap sebagai proses belajar lewat pengalaman sosial alamiah masing-masing individu. Berbeda dengan persekolahan yang hanya menghasilkan satu corak pendidikan. Anak sekolahan tidak berarti manusia berpendidikan. Sekolah yang ada sekarang hanya kepanjangan tangan Negara otoritarian saja. Sekolah memerosotkan tanggungjawab individual, yang kemudian menjadikan anak-anak yang tidak bisa dididik dalam makna pendidikan yang sejati. Anak dimekanisasi sesuai dengan kemauan Negara, dekadensi moral, perilaku menyimpang, dan tidak ‘memiliki hati’ dan ‘penghormatan’ kepada guru dan orang lain.


Pendidikan dan Pembacaan Kritis; Konsep Paulo Freire

Pada pandangan Paulo Freire, dunia pendidikan memerlukan kepemimpinan yang revolusioner, metodanya bukan hanya ‘propaganda libertarian’ yang tidak hanya sekedar ‘menanam’ tetapi dengan dialog. Kepemimpinan revolusioner mesti mempraktekkan pendidikan ko-intensional. Artinya para guru dan siswa sama-sama bertindak dalam dan bertindak terhadap kenyataan, sama-sama menjadi subjek, bukan hanya dalam tugas menyingkap kenyataan, supaya mengetahuinya secara kritis, namun juga dalam tugas menciptakan kembali pengetahuan tadi.


Dalam tulisan yang lain, Ia juga menyebutkan perlunya pembelajaran selalu diasosiasikan dengan “pembacaan kritis” terhadap realitas. Dengan pembelajaran demikian, guru menyampaikan bagaimana cara berpikir. Kita tidak dapat memberikan bahan pelajaran semata-mata seolah konteks sekolah di mana bahan pelajaran tersebut disampaikan bisa direduksi menjadi sebuah ruang netral yang terbebas dari konflik-konflik sosial. Latihan “berpikir benar” juga tidak dapat dipisahkan dari penyampaian suatu bahan pelajaran. Ini mestinya yang dilakukan dalam pembelajaran dunia pendidikan kita.


Dunia kependidikan kita—sejak era kolonial kemerdekaan, dan bahkan sampai era reformasi ini—masih menyisakan banyak persoalan yang tidak pernah bisa diselesaikan. Sistem pendidikan lebih banyak dibangun di atas dekrit-kebijakan yang mereproduksi ideologi penguasa kaum borjuis, bukan lahir dari “rahim” kesadaran pembangunan masyarakat baru secara “revolusioner” dan “visioner”. Cita-cita pembangunan masyarakat baru kiranya belum dielaborasikan ke dalam visi, misi, dan orientasi sistem pendidikan. Srategi perubahan “revolusioner”, sebagai peran yang harus dimainkan oleh pendidikan, belum jelas atau bahkan sengaja tidak diperjelas. Sehingga eksistensi sekolah sebagai pemasok utama masyarakat berpendidikan hanya menjadi media reproduksi ideologi pemerintah. Ini perlu dimaklumi, “karena negara ini tidak pernah di/melahirkan pemimpin yang akomodatif terhadap pendidikan maju, sehingga pertanggungjawaban secara akademis/intelektual di akhir jabatan pun bukan sesuatu yang utama”. 


Hal yang cukup relevan dengan dunia pendidikan kita adalah kenyataan bahwa kurangnya pengalaman kita dalam berdemokrasi, termasuk lemahnya demokrasi di lembaga-lembaga pendidikan kita. Kelemahan itu sangat tampak pada lemahnya penegakkan nilai-nilai sebagai orientasi idealitas kehidupan yang bermakna pengukuhan terhadap nilai-nilai fundamental kemanusiaan, seperti keadilan (adalah), persamaan (musawwa) dan kemerdekaan (hurriyah).


Dalam konteks kemerdekaan ini lagi-lagi Freire menyampaikan, sekolah harus menjadi alat menyampaikan kritik untuk menentang praktek-praktek hegemoni—bukan hanya wacana—sebab jika tidak, kritik hanya akan terlempar pada jurang keputusasaan


Titip Pesan untuk Pemimpin Kita

Ada yang menarik perkembangan pendidikan kita sekarang ini. Ketika kemudian paradigm bergeser dari sekolah formal ke sekolah non-formal. Pandangan bahwa sekolah formal memandang potensi semua anak sama—bahkan ada yang berpandangan cenderung ‘mematikan potensi anak’ menjadi ‘kuburan massal’, harus sama kecerdasan intelektualnya. Padahal penemuan terbaru adanya “kecerdasan majemuk” yang dimiliki oleh setiap anak dan berpotensi sukses dengan potensinya masing-masing, jika kemudian dikembangkan dan didorong lebih maksimal. Sekolah alam, home schooling, sekolah sepak bola, sekolah seni, sekolah wirausaha modern dan semacamnya saat ini berkembang dengan cepat. Bahkan sekarang—di era disrupsi—ada semacam konsorsium yang membutuhkan tenaga kerja tanpa mempersyaratkan ijazah, yang penting memiliki skill dan kompetensi di bidang IT dan digitalisasi untuk secara online melayani konsumen/pelanggan.


Oleh karena itu—tentu harapan kita, kepada para pemimpin—pendidikan harus terus diberdayakan, prosesnya harus terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka diharapkan pemerintah bersama kalangan swasta terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Hal ini ditujukan antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi. Perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Meski usaha tersebut telah dilakukan, pada kenyataannya upaya pemerintah belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan.


Berangkat dari konteks ini, maka perspektif/kerangka sekolah sebagai ujung tombak pembangunan pendidikan, merupakan sesuatu prioritas yang harus dipikirkan dalam merencanakan formula reformasi pendidikan oleh para pemimpin kita. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan lembaga strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Sekolah mau tidak mau akan menjadi pusat perhatian seluruh elemen bangsa untuk dikaji kembali. Kajian dimaksud dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya yang lebih efektif dan efisien.


*)Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Indramayu


113 comments:

Anonim mengatakan...

Lutfia Sazkia Putri (2381090025)
MPI 3A

Random Notes mengatakan...

Artikel yang sangat membuka pandangan👍🏻
Aulia Putri Akbari (2381090003)
MPI 3A

Anonim mengatakan...

Adinda dwi Rahayu ningrum (2381090037) MPI 3B

Anonim mengatakan...

banyak sedikitnya bermanfaat, Akhmad Ilham (2381090093) MPI 3 D

Anonim mengatakan...

Ibnu Hamdun (2381090011) MPI 3A
Artikel ini sangat menarik sekali👍

Anonim mengatakan...

Pembahasan artikel yang sangat menarik sepertinya bisa menjadi pembahasan seru untuk di diskusikan
Zahra Syarifa Raudhatul Jannah (2381090142) MPI 3E

Anonim mengatakan...

Pembahasan nya sangat menarik dan membuka wawasan
Najwa Kamal MPI 3A
(2381090009)

Anonim mengatakan...

Saya sangat setuju, sebab dalam artikel ini menyerukan reformasi mendalam dalam pendidikan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam membangun masyarakat yang berpendidikan dan berbudaya. Dan harapan saya, semoga pendidikan di Indonesia dapat lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman sangat diperlukan.
Syafna Dwi Evita (2381090098) MPI 3-D

Anonim mengatakan...

“dekadensi akal pikiran merupakan bencana batin yang paling besar bagi bangsa.”Dekadensi akal pikiran merujuk pada kemerosotan dalam cara berpikir dan moral individu. Oleh karena itu, setiap individu perlu meningkatkan cara berpikir dengan cara pemikiran yang berkualitas dan kritis. Arini Farkha (2381090127), III MPI E

Anonim mengatakan...

Pembahasan sangat menarik dan tidak membosankan. Chusnul Khotimah (2381090028)/MPI3A

Anonim mengatakan...

Dalam artikel ini menyoroti kritik terhadap sistem pendidikan formal modern. Yang dimana kelulusan siswa dengan mendapatkan ijazah tidak berarti, tetapi yang diinginkan pada zaman modern ini yang diperlukan adalah skill TI nya. Penulis menghubungkan sekolah dengan konsep "mekanisasi," yaitu proses dimana negara otoritarian mengontrol segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Mereka percaya bahwa sekolah bukanlah tempat untuk mencerdaskan otak manusia melainkan sebuah lembaga yang bertindak sebagai ekstensi tangan negara. Dwi Apriliyanti (238190023) MPI 3A

Anonim mengatakan...

Sangat setuju dengan pembahasan terhadap pendidikan yang perlu diutamakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu kita sebagai generasi muda perlu mengutamakan pendidikan. Keke Nirmala (2381090141), 3 MPI E

Anonim mengatakan...

Artikel yang bagus banyak sekali manfaat dan ajaran dengan membaca artikel ini, kita jadi mengetahui sedikit tentang sistem pendidikan di negara kita sendiri sedang tidak baik-baik saja
Serly Muflikha (2381090064) MPI 3C

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat membantu untuk sistem pendidikan kita, sistem pendidikan kita perlu diperbaiki karena majunya suatu bangsa karena pendidikan anak bangsa. Nashwa Hafidz (2381090072) MPI 3C

Mila Sumiati mengatakan...

Artikel yang sangat bagus , sangat membuka pikiran saya terhadap pendidikan kita di era disrupsi ini. Apalagi mengenai;
"Dunia kependidikan kita—sejak era kolonial kemerdekaan, dan bahkan sampai era reformasi ini—masih menyisakan banyak persoalan yang tidak pernah bisa diselesaikan. Sistem pendidikan lebih banyak dibangun di atas dekrit-kebijakan yang mereproduksi ideologi penguasa kaum borjuis, bukan lahir dari “rahim” kesadaran pembangunan masyarakat baru secara “revolusioner” dan “visioner”.
Setelah baca kutipan ini saya jadi sadar bahwa ternyata memang sistem pendidikan kita lebih banyak dibangun di atas dekrit-kebijakan yang mereproduksi ideologi penguasa kaum borjuis, dan lebih parahnya hal ini sudah menjadi hal biasa dan bahkan terkadang tidak disadari oleh kita khususnya saya pribadi. Tentunya ini akan sangat berbahaya jika tidak sesegera mungkin untuk dientaskan.

Mila Sumiati 2381090128 (MPI 3 E)

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik untuk kita bahas atau di diskusikan lebih lanjut secara bersama-sama. Artikel ini pula, secara tidak langsung menyadarkan kita untuk bisa lebih peka terhadap sistem pendidikan di negara kita yang masih perlu perhatian lebih agar pendidikan tidak hanya sekadar untuk mendapat ijazah tanpa kita tahu makna dan manfaat untuk ke depannya. Artikel ini memberikan kita wawasan lebih tentang dunia pendidikan dari sudut pandang yang berbeda.

Shakila Ammara Rahma (NIM: 2381090070) (MPI 3C)

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus, menarik dan saya sangat setuju dengan pembahasannya. Apalagi mengenai:
"Oleh karena itu—tentu harapan kita, kepada para pemimpin—pendidikan harus terus diberdayakan, prosesnya harus terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka diharapkan pemerintah bersama kalangan swasta terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Hal ini ditujukan antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi. Perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Meski usaha tersebut telah dilakukan, pada kenyataannya upaya pemerintah belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan."
Salsabila Nur Aisyah (2381090074) MPI 3C

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus dan menarik yang dimana pendidikan harus menjadi prioritas strategis yang menyeluruh. Ini mencakup pelibatan sektor swasta, penyusunan kebijakan yang lebih adaptif, dan perbaikan berkelanjutan dalam kualitas pengajaran. Jika pendidikan tidak diberdayakan dengan cara yang tepat, kita berisiko kehilangan generasi yang siap menghadapi tantangan global.
Nabila Nurhayati (2381090067) MPI 3C

Anonim mengatakan...

artikel nya sangat menarik untuk di baca. Rina Sakinatul Khoerot (2380190026)
MPI 3A

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca, akan tetapi artikel tersebut menyoroti bahwa kurangnya pendidikan di negara kita bisa dilihat dari lemahannya nilai-nilai kemanusiaan seperti ketidakadilan. Jadi kita harus lebih peka terhadap pendidikan di negara kita. dari artikel tersebut juga freire menekankan bahwa sekolah itu harus menjadi alat kritik terhadap hegrmoni bukan sekedar hanya wacana saja
Dwi Nita Suciati (2381090089) MPI 3C

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik dan bermanfaat dengan menyajikan fakta dan data yang akurat dan relevan. Artikel ini juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.
Gin (2381090077) MPI 3C

Anonim mengatakan...

Pembahasan yang menarik dan informatif. Terima kasih karena berhasil menyoroti isu penting tentang reformasi pendidikan di Indonesia dan memberikan perspektif yang segar tentang peran pendidikan dalam membangun bangsa. Artikel ini merupakan kritik yang tajam dan membangun terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Artikel ini berhasil menyoroti berbagai kelemahan sistem pendidikan dan memberikan harapan untuk perubahan yang lebih baik dengan menekankan pentingnya kepemimpinan revolusioner, pendidikan kritis, dan integrasi dengan pembangunan SDM. Akan lebih menarik lagi jika artikel ini memberikan rekomendasi yang lebih spesifik tentang bagaimana membangun sistem pendidikan yang lebih demokratis, kritis, dan berorientasi pada pembangunan masyarakat baru.
Tamara Agustini (2381090068) MPI 3C

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat bermanfaat dan mudah di pahami oleh pembaca
Lili Masturoh (2381090022) MPI 3A

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik untuk di baca dan menambah wawasan menarik tentang pendidikan kita
Najwa nazilah febriani (2381090014)MPI 3A

Anonim mengatakan...

Pembahasan yang sangat menarik, bagus dan menambah wawasan.
kita yang tadinya belum tau menjadi tau, dan mengajarkan kita agar bisa jauh lebih peka terhadap sekitar
Luthfiyah Khairunnisa (2381090012) MPI 3A

Anonim mengatakan...

Artikel yang sangat bagus, dan menarik. Artikel ini menyoroti masalah dalam sistem pendidikan, yakni dekadensi akal pikiran dan karakter bangsa akibat pendekatan pendidikan yang kurang membangun kesadaran kritis. Dimana Pendidikan seharusnya menjadi sarana pembebasan mental dan karakter, bukan hanya transfer pengetahuan yang pasif.

Inayatussolecha (2381090004) MPI3A

Anonim mengatakan...

Mevie Luthfiah (2381090017) MPI3A
Pendidikan harus melampaui transfer pengetahuan dan mencetak lulusan, menjadi alat pembebasan dan kesadaran kritis. Sistem saat ini cenderung memproduksi “anak sekolahan” alih-alih manusia berkarakter. Reformasi pendidikan diperlukan agar sekolah menjadi ruang pemberdayaan, bukan sekadar reproduksi ideologi.

Anonim mengatakan...

Masyaallah pembahasan yg menarik dan dapat menambah wawasan
Illa MPI 3B

Anonim mengatakan...

Nama : Eva Farikha
Kelas : MPI 3A
NIM : 2381090013


Pembahasan sangat berbobot dan memberikan pemahaman baru. Bahwasannya Kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap pendidikan. Tidak hanya terpatok pada pengajaran materi, tetapi juga perlu pengembangan karakter, kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving). Pendidikan diupayakan untuk menjadi alat perlawanan terhadap ketidakadilan dan membangun bangsa yang adil.

Kita berharap para pemimpin bisa mengerti betapa pentingnya pendidikan yang berani berubah dan berwawasan luas. Mereka harus merancang sistem pendidikan yang dapat mengahasilkan generasi yang baik akhlaknya, kecerdasannya, dan rasa cinta tanah air atau patriotisme.

Anonim mengatakan...

Artikel ini membantu untuk mereformasi sistem pendidikan, dengan mengedepankan pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh, bukan sekadar memenuhi tuntutan birokrasi atau status sosial semata.
Nur Suci Lusi Yanti (2381090046) MPI 3 B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik dalam pendidikan dan kita juga menambah pengetahuan tentang pendidikan sekarang dan bermanfaat dalam dunia pendidikan Hawa Min A'rofah ( 2381080032) MPI 3B

Anonim mengatakan...

yvhjb

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus, menyampaikan bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Saya sangat setuju dalam artikel ini menunjukkan bahwa pentingnya proses peningkatan kualitas SDM di Pendidikan.
Aisyah Wulandari (2381090062) MPI 3C

Anonim mengatakan...

Saya adit dari mpi c dengan nim 2381090081 saya sangat seruju dengan kondisi pendidikan di Indonesia sekarang

Anonim mengatakan...

Nama : Asmaul Husna
Kelas :MPI 3 C
Nim : 2381090079

Dari Penjelasan bapak dosen di atas cukup baik dan saya bisa memahaminya, bahwa menunjukkan pemahaman yang baik tentang isu-isu mendasar dalam pendidikan, termasuk reproduksi ideologi dan lemahnya demokrasi dalam lembaga pendidikan.

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menggugah! Pendidikan seharusnya menjadi tempat berkembangnya ide dan kreativitas, bukan tempat yang membosankan. (Riska Amelia MPI 3C 2381090065)

Anonim mengatakan...

isi dari artikel ini sangat menarik untuk dibaca. terutama membuka wawasan pembaca untuk sadar akan kondisi pendidikan saat ini, dimana kondisi yang harus di soroti lebih dalam oleh para pemimpin pendidikan untuk membangun pendidikan yang lebih berkualitas.
Nama : Ayda Muthmainnah
NIM : 2381090083
Kelas : MPI 3C

Anonim mengatakan...

Artikel ini menggambarkan kritik terhadap sistem pendidikan yang terkesan terlalu terstruktur atau mekanis, di mana sekolah mungkin dipandang sebagai tempat yang menekan kreativitas dan individualitas siswa, demi mengikuti tujuan atau agenda tertentu yang ditetapkan oleh negara. Artikel ini sangat menarik sekali untuk dibaca dan dipahami
Muhammad Fakhri Naufal (2381090086) MPI 3 C

Anonim mengatakan...

Kutipan di atas mengandung pandangan kritis terhadap kondisi pendidikan yang dikaitkan dengan upaya pembangunan bangsa.
Dalam artikel ini menceritakan masalah-masalah mendasar dalam sistem pendidikan dan mengajak semua pihak untuk memikirkan ulang arah dan tujuan pendidikan di Indonesia. Dengan reformasi yang mendalam, pendidikan bisa menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat, bukan sekadar menjadi alat kontrol.

Terimakasih kepada penulis Bapak Dr. H. Masduki Duryat, tulisan ini sangat bagus dan mengandung banyak manfaat bagi kita yang membaca nya🙏🏼(Dea Siti Julaeha (2381090088)_MPI 3 C

Anonim mengatakan...

Artikel ini bagus dan keren untuk di baca apalagi untuk diskus saya arfi dari mpi 3-B

Anonim mengatakan...

Nama : Eva Nur Kholifah
NIM : 2381090078
Kelas : MPI 3C

Artikel ini sangat bagus dan menarik. Artikel ini merupakan refleksi kritis terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, yang dibingkai dengan pemikiran Bung Karno dan Paulo Freire. Ia menyoroti bahwa pendidikan yang ideal seharusnya menjadi gerakan untuk memberantas kebodohan dan dekadensi akal pikiran, serta membentuk karakter bangsa yang kuat dan berdaya. Artikel ini juga menyoroti lemahnya demokrasi di lembaga pendidikan, yang mengakibatkan kurangnya ruang untuk mengembangkan kritisitas dan kebebasan berpikir. Meskipun demikian, artikel ini tetap memberikan sumbangan yang berharga dalam mendorong diskusi dan refleksi kritis tentang sistem pendidikan di indonesia.

Anonim mengatakan...

Artikel yang menarik perhatian para peneliti pendidikan
Nama : Muhamad Ageng Prayogo
Kelas : MPI 3C

Anonim mengatakan...

Artikel tersebut sangat bagus untuk semua kalangan mahasiswa, Guru, Peserta didik , dosen dll.

Anonim mengatakan...

Artikel tersebut sangat bagus untuk semua kalangan mahasiswa, Guru, Peserta didik , dosen dll. Karena artikel tersebut bisa membuka pikiran kita dalam dunia pendidikan, di masyarakat banyak yang tidak tahu bahwa pendidikan itu sangat penting untuk kembangkan, dan artikel itu benar bahwa pendidikan itu Guru bicara, murid menulis. Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa.Guru mengatur, murid diatur. Guru menghukum, murid dihukum. Dosen membaca, mahasiswa mencatat. Dosen bertanya tentang bacaannya, mahasiswa menjawab dengan catatannya. Dosen diam, mahasiswa tidur.Dosen absen, mahasiswa pulang.Dosen pulang, mahasiswa berkelahi dengan aparat, mabuk, aborsi, lalu ekstasi, dan semua itu benar makanya kenapa semua orang harus tau artikel ini.
Fikri Fathiyah-2381090069-MPI3C

Anonim mengatakan...

Riska Aulia Pangesti (2381090054)
MPI 3B
Artikel ini sangat bagus dan bermanfaat karena dalam artikel ini membahas untuk informasi orang banyak, karena di dalam isi nya mengandung pendidikan dan mengandung unsur politik juga dan tentang bagaimana psikologis anak terhadap kependidikan di indonesia ini

Anonim mengatakan...

Nama : Tiara Trismawati
Nim : 2381090008
Kelas : MPI 3A
Artikel ini memberikan kita perspektif baru tentang pendidikan. Kita perlu terus berupaya untuk memperbaiki sistem pendidikan kita agar menjadi lebih baik. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menantang, dan memberdayakan bagi setiap siswa.

Anonim mengatakan...

Sangat bermanfaat banget untuk para pembaca Dan banyak informasi juga buat orang buat belajar menjadi seorang berpendidikan good job Keren. Fitria (2281090053) MPI B 3

Anonim mengatakan...

Artikel yang sangat menarik dan saya sangat setuju dengan harapan -harapan yang di sampaikan di atas, semoga dapat terwujud demi kemajuan pendidikan di indonesia. Aulia Yuli Hastuti ( 2381090047 ) MPI 3 B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangatlah bagus karena Pandangan tersebut menyoroti pentingnya reformasi pendidikan yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas SDM, pengembangan kurikulum, serta pelatihan guru. Selain itu, mendukung sekolah non-formal dan pendekatan inovatif seperti sekolah alam dan homeschooling bisa membantu mengakomodasi kecerdasan majemuk anak, sehingga memaksimalkan potensi mereka. Usaha bersama pemerintah dan swasta dalam meningkatkan mutu pendidikan akan membawa manfaat besar bagi masa depan bangsa.

Hallimatul Syahdiyah 2381090063 (MPI3C)

Anonim mengatakan...

saya sangat seuju pada artikel pendidikan kali ini, karena kita para pembaca menjadi lebih peka terhadap pendidikan diindonesia yang harus lebih mengutamakan pendiidikan karena kita adalah regenerasi selanjutnya ATINAH MPI 3A (2381090005)

Anonim mengatakan...

Saya sangat setuju dengan artikel ini karena memberikan sudut pandang yang kritis dan relevan terhadap dinamika pendidikan saat ini. Saya sangat mengapresiasi analisis beliau, terutama dalam mengangkat isu penting tentang bagaimana sekolah sering kali dipaksa mengikuti tuntutan negara yang cenderung menekankan mekanisasi pendidikan.
ROIKHATUL JANNAH MPI 3C ( 2381090066 )

Anonim mengatakan...

Saya sepenuhnya mendukung, karena artikel ini mendorong adanya reformasi mendalam dalam pendidikan guna mencapai tujuan yang lebih luas dalam membangun masyarakat yang lebih berpendidikan dan berbudaya. Saya berharap agar pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman, yang sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa.

M.RAFI RAMDANI (MPI3C)
NIM 2381090087

Anonim mengatakan...

Artikel membuka jalan pikiran saya selaku pembaca dimana pendidikan adalah sebuah tanggung jawab yang perlu di perhatikan, suatu sekolah akan meluluskan ratusan bahkan ribuan yang berpendidikan atau hanya status kelulusan. Artikel ini jga menerangkan bukan hanya sekolah formal , non formal dan kejuruan dimana peserta didik yang lulus akan di terima di masyarakat terutama di dunia kerja yang bahkan sekarang pelamar hanya memerlukan skill bukan hanya ijazah

Nurlaila ( MPI 3B)
2381090031

Anonim mengatakan...

Pandangan ini sangat relevan dan kritis, menekankan pentingnya pendidikan yang holistik dan inklusif. Reformasi pendidikan yang mempertimbangkan kecerdasan majemuk dan kebutuhan SDM di era digital adalah langkah maju yang harus didukung oleh semua pemangku kepentingan, terutama para pemimpin.

Nama: Saipul ernawan
kelas:Mpi3c
Nim:2381090085

Anonim mengatakan...

Artikelnya sangat menarik dan juga sangat membuka wawasan bagi pembaca nya (Nurul silviani MPI 2B, 2381090052)

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik dan bermanfaat dengan menyajikan fakta dan data yang akurat dan relevan. Artikel ini juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.

Nama: Eliza Chintani putri
kelas : MPI 3B
Nim: 2381090038

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik secara kritis menyinggung berbagai permasalahan mendasar dalam sistem pendidikan Indonesia. Mulai dari kurikulum yang kaku dan tidak relevan, hingga dominasi ideologi penguasa dalam membentuk sistem pendidikan. Penulis juga menyoroti pentingnya berpikir kritis, demokrasi dalam pendidikan, serta relevansi pendidikan dengan perkembangan zaman.

Nama:Syifaurrahma Aulia
Kelas: MPI 3B
Nim: 2381090036

Anonim mengatakan...

Artikel ini menekankan perlunya transformasi mendalam agar pendidikan tidak hanya menghasilkan lulusan formal, tetapi juga individu yang berpengetahuan dan kritis.

Nama:Sri Rahayu
Kelas:MPI 3B
Nim:2381090030

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik untuk kita bahas atau di diskusikan lebih lanjut secara bersama-sama. Artikel ini pula, secara tidak langsung menyadarkan kita untuk bisa lebih peka terhadap sistem pendidikan di negara kita yang masih perlu perhatian lebih agar pendidikan tidak hanya sekadar untuk mendapatkan ijazah dengan mudah, dan artikel sangat mudah dimengerti pembahasannya. terkadang sistem pendidikan di negara kita kurang mumpuni sampai ke desa² terpencil

Muhammad Dhafa Fauzil Akbar MPI 3A
(2381090019)

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menaraik dan memberikan manfaat dan juga wawasan yg luas bagi pembaca.

Lintang Ayu Sekarjati (2381090021)

Anonim mengatakan...

Artikelnya sangat bermanfaat sehingga menambah pengetahuan saya tentang dunia kependidikan di Indonesia ini. Saya sangat suka kalimat 'Dunia kependidikan kita—sejak era kolonial kemerdekaan, dan bahkan sampai era reformasi ini—masih menyisakan banyak persoalan yang tidak pernah bisa diselesaikan. Sistem pendidikan lebih banyak dibangun di atas dekrit-kebijakan yang mereproduksi ideologi penguasa kaum borjuis, bukan lahir dari “rahim” kesadaran pembangunan masyarakat baru secara “revolusioner” dan “visioner”.' dari paragraf ini membuat saya berfikir bagaimana jika sistem kependidikan kita melakukan Reformasi besar-besaran, yang akan menghasilkan sebuah sistem kebijakan dengan hanya sedikit saja mengambil ideologi dari masa era kolonial. Seperti mengambil bagian yang sekiranya bagus dan bermanfaat. Dengan adanya Reformasi ini apakah sistem kependiidkan kita akan lebih baik. Dan seperti kalimat di akhir paragraf ini, dengan adanya Reformasi atau melahirkan sistem kependidikan yang baru oleh pemimoin maka dalam penanggung jawabannya juga akan jelas.
Najwa Fauriah 2381090029 MPI 3B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik untuk kita sebagai seseorang yang mengkonsumsi pendidikan dan juga yang menyelenggarakan pendidikan di karanakan banyak sekali pemikiran pemikiran baru yang kita dapat dan juga pengetahuan baru sebagai resapan untuk kita sebagai yang menikmati pendidikan ataupun yang menyelenggarakan pendidikan.

M. Abdullah Ulul Albaab MPI 3B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat begitu menarik dan saya sangat setuju dengan harapan ini.
Dan artikel ini juga membawa wawasan yang luas, serta artikel itu benar bahwa pendidikan itu Guru bicara, murid menulis dan padangan sangat relevan.

Nama: Marini Dwi Ambarwati
MPI : 3B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik di dalam dunia pendidikan karena pendidikan sebagai sesuatu yang sangat di perlukan untuk setiap individual. Dengan artike ini bisa mengetahui sisigelap sistem pendidikan di indonesia yang harus di perbaiki.

Nama : Ahmad faozan
Mpi 3B

Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan pandangan paulo freire "dunia pendidikan memerlukan kepemimpinan yang revolusioner, metodanya bukan hanya ‘propaganda libertarian’ yang tidak hanya sekedar ‘menanam’ tetapi dengan dialog" dengan itu siswa mampu untuk membangkitkan kesadaran pemikiran kritisnya, dan dengan pendidikan sepeti itu juga siswa mampu dalam mengenali ketidakadilan sosial dan mampu untuk bertindak mengubahnya. NAMA : MUHAMMAD LUTFI HAKIM (2381090024) MPI 3A

Anonim mengatakan...

Website masdukiduryat dengan artikel "Sekolah Bukan Kuburan Masal Mekanisasi" menunjukkan minat kuat dalam kritik sistem pendidikan mekanistik modern. Artkel ini mungkin berguna bagi siapa saja yang tertarik dengan perkembangan pendidikan nasional dan global, serta implikasinya bagi generasi muda. NAMA : ZAHRA AMELIA APRIAN ( 2381090018 ) MPI A

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat membantu untuk menambah suatu wawasan bagi anak muda, mudah-mudahan artikel ini bisa membantu banyak anak mudah untuk membuka pola pikir ataupun pandangan dari stiap sudut pihak masing masing

saya ucapkan trimakasih kepada penulis telah membuat artikel yang sangat membantu dan mudah-mudahan bisa bermanfaat di kemudian hari.

salam hangat, saya
muhammad Dwi prasetyo
mpi 3C
(2381090071)

Anonim mengatakan...

Menurut saya artikel ini sangat relevan dengan keadaan yang sekarang terjadi di dunia pendidikan yang di mana di Indonesia sangat butuh pengembangan dalam hal pendidikan agar mutu juga kualitas hidup setiap warganya bisa lebih maju dan lebih kritis dalam menanggapi kehidupan sehari-hari.

Salah hormat saya,
Muhammad Nasikhin Amirudin
Nim:2381090082

Anonim mengatakan...

Tulisan ini menyajikan pemikiran yang mendalam tentang pendidikan, dengan mengutip tokoh-tokoh penting seperti Bung Karno dan Paulo Freire. Argumennya kuat, menekankan bahwa pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kesadaran kritis. Pesan tentang pentingnya transformasi pendidikan menuju pendekatan yang lebih inklusif dan manusiawi sangat menginspirasi. Tulisan ini berhasil memicu refleksi dan memperkuat urgensi reformasi pendidikan.

Aniqotul Atiyah (2381090015)
MPI 3 A

Anonim mengatakan...

Wahhh materinya sangat bermanfaat sekali @
Syifa munirotulnadibah MPI3B

Anonim mengatakan...

materi penambah wawasa
M. alfarizi saputra mpi3b

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat informatif dan ditulis dengan jelas. Penjelasannya mendalam dan memberikan wawasan baru yang berharga. Saya menghargai upaya penulis dalam menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Sangat menginspirasi
Bintang Maulana MPI 3B
2381090053

Anonim mengatakan...

Semoga artikel ini akan selalu bermanfaat dan menjadi bahasan pokok untuk memajukan pendidikan kita!!.
EvanAkbarMPI3B2381090033

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik dan tentunya artikel ini tidak hanya asal menulis saja tetapi juga mengambil Konsep Paulo Freire yang dimasukan dalam artikel
Ghina Ma'rifah 3 MPI B

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus dan bermanfaat
Putri Octavia Rahayu
MPI 3B
2381090049

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus, pembahasannyapun menarik dan penulis sangat berpandangan terbuka. Saya sangat setuju dengan penulis bahawa memang pendidikan di indonesia itu masih kurang dan lebih cenderung menghasilkan "anak sekolahan" Dari pada "anak berpendidikan".

Qurrotul 'Uyuun (2381090113) MPI 3 D

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik dan tentunya sebagai mahasiswa saya mendukung ide ini, menyerukan agar sekolah menjadi tempat yang mendukung perkembangan individu, bukan sekadar tempat untuk memenuhi kurikulum. Ada juga dorongan untuk melibatkan lebih banyak suara dari siswa dalam proses pembelajaran.
Yeyen Pratiwi
MPI 3D
2381090091

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik dan bagus yang dimana artikel ini memberi pembahasan yang mendalam terkait pendidikan
Dwi triana wulan
MPI 3D
2381090104

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik di dalam dunia pendidikan karena pendidikan sebagai sesuatu yang sangat di perlukan untuk setiap individual. Dengan artike ini bisa mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia
Muhamad Hayun
MPI 3D

Anonim mengatakan...

Kritik ini mungkin ditujukan kepada sistem pendidikan yang lebih berfokus pada output yang seragam dan kurang memberi perhatian pada pengembangan individu secara holistik. Ada harapan agar pendidikan lebih fleksibel dan menghargai keunikan serta potensi setiap anak, bukan sekadar mengikuti kehendak negara atau pasar.
Muhammad Farhan Algalantri
MPI 3D
2381090099

Anonim mengatakan...

Artikel ini menarik dan menyampaikan pesan penting, yaitu bahwa kurangnya pendidikan di negara kita terlihat dari lemahnya nilai-nilai kemanusiaan, seperti ketidakadilan. Oleh karena itu, kita perlu lebih peduli terhadap pendidikan di negara ini. Freire juga menekankan bahwa sekolah seharusnya berperan sebagai alat untuk mengkritik dominasi yang ada, bukan sekadar tempat untuk teori atau wacana saja.
fathatur rizqiyyah MPI 3E (2381090136)

Anonim mengatakan...

Artikel yg bagus dapat menambah wawasan dan pengetahuan
Fitria MPI 3B

Anonim mengatakan...

Menurutku sistem pendidikan di negara ini belum pakem di karenakan berubah di setiap tahun nya bukan karena perkembangan di kurikulum sebelumnya melainkan hanya untuk kepentingan pribadi dan saya sepakat pada artikel ini tentang kondisi pendidikan saat ini maka kata Paulo freire dalam membangun sistem pendidikan harus mempunyai kesadaran kritis dan transformatif, karena pernah disebutkan pada buku pendidikan kaum tertindas ada beberapa kesadaran yaitu kesadaran magis, kesadaran naif, kesadaran kritis. Maka perlu adanya kesadaran transformatif.
Sisca Yelliyanti Nuragita MPI 3 D (2381090107)

Anonim mengatakan...

Menurutku sekolah bukan kuburan massal adalah ungkapan yang menggambarkan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang hidup dan dinamis, bukan tempat yang mengekang kreativitas dan potensi siswa. Mekanisasi kemauan negara sering kali merujuk pada pendekatan pendidikan yang terlalu terfokus pada standar dan hasil ditetapkan oleh pemerintah, yang dapat mengabaikan kebutuhan individu siswa. Pentingnya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif, yang tidak hanya memperhatikan perkembangan holistik siswa. Dengan demikian, sekolah dapat berfungsi sebagai tempat yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran, bukan sebagai kuburan bagi ide ide dan potensi siswa.
Wirda nur kholisoh MPI 3D (2381090100)

Kerajinan Taplak Meja Tie Dye mengatakan...

Menurut saya artikel ini sangat Penting bagi pendidikan untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan karakter yang kuat dan merdeka, sehingga generasi mendatang dapat menjadi pemikir yang mandiri dan mampu bertahan dalam menghadapi tantangan global. Ini juga memprovokasi kita untuk merenungkan kembali bagaimana seharusnya sistem pendidikan dirancang agar bisa menghasilkan individu yang benar-benar merdeka secara pemikiran dan tindakan.

Wdianengsih MPI 3D (2381090110(

Anonim mengatakan...

Pembahasan dari artikel ini sangat menarik bagi saya. Saya sangat setuju terhadap pandangan penulis yang menyatakan bahwa "kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap anak dan berpotensi sukses dengan potensinya masing-masing", karena memang setiap satu orang dengan orang yang lainnya itu mempunyai caranya sendiri dalam mencapai tujuan yang sama.

Nabila Qanita Zahra Ihya (2381090114) MPI 3D

Anonim mengatakan...

Pendidikan pada dasarnya adalah tentang meningkatkan kualitas dan juga kuantitas SDM, maka dari itu kebijakan pendidikan juga harus bisa memahami akan kemampuan dari penerima pendidikan. Kebijakan pendidikan itu bukan hanya persoalan baik atau yang terbaik, tetapi juga tentang persoalan bagaimana penerima pendidikan mampu untuk bisa menerima, menangkap dan meningkatkan kualitas dan juga kuantitas mereka. Pendidikan sangat penting dan juga menjadi salah satu tolak ukur utama akan kemajuan bangsa dan negara. Dan tentunya saya yakin pemerintah selalu berupaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Bersatu→Maju→Merdeka
-Arif Darmansyah (2381090109) MPI 3D

Anonim mengatakan...

Artikel yang menarik untuk dibaca dan didiskusikan karena mengangkat isu yang relevan tentang arah dan tujuan pendidikan, serta menyoroti pentingnya pendidikan sebagai gerakan untuk meningkatkan karakter bangsa dan melindungi diri dari keterpurukan.

Alfina Zahra (2381090133) MPI 3E

Anonim mengatakan...

Tentu saja saya sangat tertarik dengan artikel ini, bahwasanya pendidikan itu bisa menjadi tempat atau wadah untuk membangun kreativitas individu, juga dapat mengembangkan karakter saya selaku pelajar.
M.arfan maulidan MPI 3D ( 2381090097)

Anonim mengatakan...

artikel yg sangat menarik untuk dibaca, tentu saja karena relate dengan kondisi pendidikan kita di zaman sekarang, setelah saya baca artikel ini saya bisa mengambil pelajaran dari apa yg telah dibaca ,bahwa pendidikan itu tidak semata-mata datang ke sekolah kemudian pulang,namun ada sopan santun dan tingkah laku kita yang harus di didik juga agar bisa bermanfaat bagi orang lain.

Anonim mengatakan...

artikel yg sangat menarik untuk dibaca, tentu saja karena relate dengan kondisi pendidikan kita di zaman sekarang, setelah saya baca artikel ini saya bisa mengambil pelajaran dari apa yg telah dibaca ,bahwa pendidikan itu tidak semata-mata datang ke sekolah kemudian pulang,namun ada sopan santun dan tingkah laku kita yang harus di didik juga agar bisa bermanfaat bagi orang lain.
Muhamad Hayun MPI 3D

Anonim mengatakan...

Pembahasan artikel ini sangat menarik untuk di baca 👍
M. Fathurrohman amrullah MPI 3D ( 2381090111)

Anonim mengatakan...

Artikel dengan tema "Sekolah Bukan Kuburan Massal, Mekanisasi Sesuai Kemauan Negara" memberikan perspektif yang menarik dan berani tentang pentingnya menyeimbangkan sistem pendidikan dengan kebutuhan bangsa. Mengingatkan kita bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya menjadi sarana mekanis untuk mencetak individu yang sesuai dengan standar negara, tetapi juga harus memupuk kreativitas, kebebasan berpikir, dan pengembangan karakter. Artikel ini mendorong refleksi mendalam tentang bagaimana pendidikan bisa menjadi lebih manusiawi dan relevan bagi perkembangan masyarakat, tanpa kehilangan tujuan nasionalnya. Pendekatan kritis yang diambil mampu membuka ruang diskusi yang lebih luas terkait masa depan pendidikan di Indonesia.
Virna Hilyatul Fadilah MPI 3D (2381090108)

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik, karena pendidikan dapat menjadi alat untuk membentuk generasi yang lebih peka terhadap isu-isu sosial dan mampu berpikir secara mandiri.
Lea Oktavia Rahmadani MPI 3D (2381090102)

Anonim mengatakan...

artikel tersebut mendorong adanya reformasi pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap beragam kebutuhan siswa. Pendidikan seharusnya memupuk kreativitas, keterampilan sosial, dan pemikiran kritis, bukan sekadar menghasilkan lulusan dengan ijazah tanpa makna yang mendalam.
Muhammad Farhan Algalantri (2381090099) MPI3D

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca karena dapat menambah wawasan,dari artikel ini pendidikan itu harus di utamakaman,artikel ini juga mendorong kita untuk berpikir ulang tentang tujuan dan praktik pendidikan di Indonesia. Reformasi pendidikan itu tidak hanya membutuhkan perubahan kurikulum, tetapi juga pergeseran paradigma tentang apa arti pendidikan itu sendiri yaitu sebuah proses yang memberdayakan, bukan menekan.

Uzma izzatul himmah MPI 3D

Anonim mengatakan...

artikel yang sangat bagus dan menarik untuk di baca sekaligus untuk di bahas, dan karena adanya artikel tersebut memungkinkan untuk kita berfikir kembali tentang tujuan pendidikan Indonesia.
M.RAMADANI (2381090095) MPI 3D

Anonim mengatakan...

artikel yang sangat bagus tentunya bagi kita sebagai tolabul ilmi tentunya konsumsi seperti artikel ini yang akan menjadi pendorong sebagai akademisi. ijin memberikan beberapa sajak tentang akademisi yang alhamdulillah saya tulis.
"Kami akademisi
kami tekun dikhianati
kami malas diinjank-injak
kami dipaksa merintis
kami digaji tipis

Kami sosialis
kami ramah dipermainkan
kami cuek diperbincangkan
kami kurang dijauhi
kami berada direbuti

kami hidup
kami tak ingin redup

kami jiwa
kami ingin seirama"

Anonim mengatakan...

azka ahzami rahman (2381090120) MPI E

Anonim mengatakan...

Pembahasan yang menarik untuk dibaca, tidak membosankan dan untuk selalu berfikir kritis terhadap setiap persoalan. Ilman nur suhardyansyah (2381090138) MPI 3 E

Anonim mengatakan...

artikel yang sangat menarik untuk di baca, karena Artikel ini mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Bung Karno dan YB. Mangunwijaya telah mengingatkan kita tentang bahaya kebodohan dan perlunya pendidikan untuk membangun karakter dan akal pikiran yang sehat.
Lia Putri Laksana (2381090132) MPI 3 E

Anonim mengatakan...

artikel yang sangat baik karena artikel ini memungkinkan kita sebagai mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan membuka pandangan mahasiswa yang menjadi lebih luas.
faisal ilham (2381090130) mpi 3e

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat bagus dan membuat kita sebagai mahasiswa berpikir kritis
faisal ilham (2381090130) mpi 3e

Anonim mengatakan...

Artikel yang sangat menarik dan sangat bermanfaat dan artikel ini sangat membuka pandangan kita agar paham dan mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sistem pendidikan kita, dan dengan juga pembahasan terhadap pendidikan yang sangat diutamakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kita sebagai generasi muda juga perlu mengutamakan pendidikan.
Lisa Afi Ati (2381090122) MPI 3E

Anggi Nurpadilah mengatakan...

Isi artikel ini sangat bagus dan mengedukasi, di dalamnya menyajikan kritik yang mengunggah pikiran terhadap sistem pendidikan Indonesia, selain itu artikel ini juga memberikan perspektif kritis terhadap sistem saat ini dan menyerukan pendekatan pendidikan yang lebih menyeluruh dan individual.

Anggi Nurpadilah (2381090140) MPI 3 E

Anonim mengatakan...

Artikel ini sangat menarik, disini kita bisa tahu bagaimana kondisi pendidikan di negara kita dan pentingnya pendidikan. saya sangat setuju bahwa pendidikan bukan hanya transfer knowledge semata tapi pendidikan yang seharusnya adalah membentuk karakter dan akal sehat.
Nirma Rahmaningrum (2381090131) MPI 3E

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik untuk di baca karena kita dapat membuka wawasan kita dalam pendidikan, pentingnya pendidikan untuk menciptakan generasi muda yg cerdas dan berkualitas
Tiya Fitriatuz Zahra (2381090137) MPI 3E

Anonim mengatakan...

Lifia Tussholeha (2381090121) MPI 3 E
Artikel ini sangat bagus yang dimana di dalam artikel ini membahas informasi orang banyak, karena di dalam nya mengandung pendidikan dan mengandung unsur politik juga dan tentang bagaimana psikologis anak terhadap kependidikan di indonesia ini

Anonim mengatakan...

Artikel ini menarik untuk dibaca dan memicu diskusi, membuka wawasan tentang sistem pendidikan. Artikel ini sangat relevan dengan isu-isu pendidikan yang dihadapi saat ini dan menginspirasi para generasi muda untuk berjuang untuk sistem pendidikan yang lebih baik.
Nurul Karimah ( 2381090116 ) MPI 3 E

Anonim mengatakan...

artikel ini sangat menarik untuk dibaca, mulai dari judul yang menarik mampu mendorong audiens untuk mengetahui isi dari artikel tersebut. juga setelah membaca artikel ini saya mendapatkan beberapa garis besar yang dapat membuka pikiran saya bahwa pendidikan tidak hanya sebatas mentrasfer pengetahuan saja tetapi untuk menghapus kebodohan dalam diri. peserta didik juga seharusnya pandai dalam berfikir kritis dalam kegiatan pembelajaran serta artikel ini sangat memotivasi kaum muda untuk terus memperbaiki diri dan memperjuangkan pendidikan yang lebih baik lagi kedepannya. Shofiya Rahmawati (2381090123) MPI 3 E

Anonim mengatakan...

LIA LAILATURAHMAH (2381090117) MPI 3E
Artikel ini sangat bagus dan juga mengangkat isu yang sangat penting.
Dengan adanya tulisan ini, dapat membuka mata banyak orang dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Anonim mengatakan...

Rifa Aulia Rahma (2381090119) MPI E
Artikel ini sangat bagus untuk membuka pandangan anak muda terkait kuburan massal, dengan adanya artikel ini anak muda bisa memperbaiki terhadap pendidikanya. Dengan begitu mereka mengetahui bawsanya pendidikan di zaman sekarang harus lebih maju lagi.

M Syaeful Mizan mengatakan...

Artikel ini adalah kritik terhadap sistem pendidikan Indonesia. Artikel ini menyoroti masalah dengan sistem pendidikan, seperti kurangnya pemikiran kritis dan fokus pada pembelajaran hafalan. Artikel ini juga menyerukan reformasi sistem pendidikan, sehingga dapat lebih baik memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat.
Saya sependapat dengan sudut pandang penulis tentang pengembangan kreativitas dalam pendidikan, pengalaman saya sendiri di sekolah sering kali terasa menyesakkan karena kurikulum yang kaku.
Jika lembaga pendidikan menerapkan metode pengajaran yang lebih inovatif, kita dapat melihat generasi siswa yang lebih siap menghadapi tantangan global yang kompleks.
Muhamad Syaeful Mizan (2381090135) MPI 3 E