Lucky Hakim; Membongkar Tembok, Menembus Batas
Lucky Hakim (Gambar detik.com) |
Oleh: Masduki Duryat*)
Satu lagi tokoh politik yang tidak boleh dianggap ‘sebelah mata’ dan memiliki daya tawar tinggi dalam konteks Pilkada Indramayu 2024 adalah Lucky Hakim.
Lucky hakim yang dalam Bahasa Adlan Da’i merupakan representasi ‘orang yang terdholimi’, menurutnya dalam tinjauan rezim politik elektoral Lucky Hakim memiliki faktor determinasi politik pada aspek "good looking" dan piawai memposisikan diri sebagai tokoh politik "hati yang kau sakiti" (soundtrack lagu Rossa yang diputar dalam sinetron "Azab" ala TV Indosiar) dan kerap dibintangi Lucky Hakim.
Belum lagi Lucky Hakim memiliki kekuatan "gestur" politik yang tidak terletak pada power infrastruktur politik melainkan ditopang "populisme" politik masuk ke gang-gang sempit dengan pesona pribadinya dan rakyat menyambut secara antusias dan "alamiyah", tidak didesain di belakang panggung.
Ia "kuat" secara elektoral bukan karena pandai "bersolek politik", justru ia tampil apa adanya. Ia tampil "asli" Lucky Hakim yang trendy dan "modis" saat kunjungan tarawih keliling tanpa bersolek "pakai peci dan baju koko" sebagaimana umumnya politisi lain dengan tampilan "lebay" di bulan Ramadhan.
Dalam tulisannya yang berbeda Adlan Da’i juga menyampaikan bahwa Lucky Hakim hanya potensial dicegah peluangnya jika dikunci tidak bisa "nyalon", atau dihadang dengan koalisi "jumbo" mengusung tokoh "besar" atau di "down grade": citra dan pesona "good looking"nya berbasis riset issu secara massif dan sistematis.
Lucky Hakim; Simbol Teraniaya
Di Indonesia acapkali, tokoh yang ‘dianggap teraniaya’ menuai simpati masyarakat. Ini misalnya dengan meminjam Bahasa Munarman ketika menjabat Ketua Badan Pengurus YLBHI, mencuatnya Partai Demokrat (PD) dalam Pemilu beberapa waktu yang lalu dinilai bukan karena ideologi partai yang ditawarkan, melainkan lantaran simpati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang teraniaya Presiden Megawati. Munarman menilai "Kalau diperhatikan dari pengalaman selama ini, sama juga ketika Mega teraniaya oleh Golkar dan Orde Baru, rakyat memilih Mega pada Pemilu 1999 karena rasa simpati,”. Politik di Indonesia ada dua garis besarnya. Pertama berdasarkan sentimen primordial; Kedua, berdasarkan sentimen simpati. Mencuatnya Partai demokrat didasarkan sentimen simpati karena SBY teraniaya oleh Mega. Ditambah lagi dengan momen yang pas saat Pemilu, sehingga masyarakat banyak yang memilih SBY. Jadi bukan pada Partai Demokratnya.
Akankah momentum ini juga terjadi pada Lucky Hakim? Yang ketika menjabat wakil bupati ‘tidak difungsikan perannya’ dipreteli atribut fasilitasnya secara protokoler atau bahkan tidak diberdayakan? Sampai kemudian ia mengundurkan diri.
Indramayu, Tidak sedang dalam Kondisi Baik-Baik Saja
Pada perspektif Lucky Hakim, kondisi Indramayu saat ini sedang tidak baik-baik saja dilihat dari semua sektor. Sebagai indikatornya yang paling mencolok adalah tingginya angka kemiskinan. Indramayu dari data yang dihimpun BPS di tahun 2023, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah yang dengan prosentase penduduk termiskin tertinggi. Bayangkan menurutnya, dari 27 kab/kota di Jabar Indramayu menjadi juara termiskin, kalau ada kontes Kabupaten termiskin, maka Indramayu akan dapat penghargaan—seperti biasanya—yang selama ini diterima oleh Bupati.
Dari sisi skor Indeks Pembangunan Manusia Indramayu juga paling rendah di wilayah Ciayumajakuning. Ini misalnya jika dikomparasikan dengan Kota Cirebon saja yang hanya 77,46%, maka Indramayu sangat memprihatinkan yaitu di kisaran 70,19%.
Pada serapan anggaran juga sangat rendah, bahkan terjadi Silpa—bahkan sempat fenomenal—Kabupaten Indramayu menjadi kabupaten yang Silpa-nya sampai ratusan milyar. Silpa di APBD Indramayu Tahun 2021 pernah mencapai Rp. 240 Miliar.
Dari sisi politik, saat ini masyarakat menginginkan adanya transparansi penggunaan anggaran daerah. Apalagi, RAPBD Tahun 2023 gagal disahkan oleh kepala daerah bersama DPRD Kab. Indramayu hingga batas akhir waktu 30 November 2022 yang lalu. Imbas dari itu, masyarakat kini mempertanyakan bagaimana tata kelola pemerintahan daerah.
Kondisi ini diperparah dengan infrastruktur masih banyak yang belum diperbaiki, drainase yang buruk hingga menimbulkan banjir, irigasi yang tidak komprehensif dilakukan penataan, sehingga saat hujan terjadi banjir dan saat kemarau kekeringan, petani menjadi sengsara ditambah kelangkaan pupuk dan harga gabah yang sangat rendah—sebuah kebijakan tidak berpihak pada rakyat—padahal Indramayu diklaim sebagai daerah lumbung padi nasional.
Konstelasi politik juga saat ini terlihat tidak kondusif, bisa kita lihat dengan mundurnya saya sebagai wakil bupati sudah hampir dua tahun tidak ada penggantinya. Ini adalah indikasi iklim politik yang buruk di suatu kabupaten, bahkan untuk mencari sosok pengganti wakil bupati saja tidak bisa tercapai, jelas ada kepincangan kepemimpinan. Karena idealnya Bupati harus didampingi oleh wakil bupati. Ini adalah amanat undang-undang, dan seperti terjadi di daerah lain di seluruh negeri ini, jika ada bupati/wabub yang mengundurkan diri atau meninggal maka langsung ada penggantinya dalam beberapa bulan.
Pengabdian Tanpa Batas
Bagi Lucky Hakim, pengusungan tokoh secara kewilayahan adalah baik dan relevan. Kesempatan untuk putra daerah dan kearifan lokal, tapi karena kita memegang teguh 4 (empat) Pilar, yang salah satunya adalah NKRI maka semua warga negara memiliki kesempatan yang sama dari segala sisi termasuk sisi politik untuk mengabdi di mana saja dan dalam upaya aktualisasi diri yang dipilih secara demokratis dan berkeadaban.
Partai Nasdem sebagai salah satu wadah aspirasi rakyat secara politis menjunjung tinggi prinsip demokrasi sehingga semua kadernya memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya dan mengabdi, baik kader internal maupun tokoh external. Oleh karenanya maka kader partai Nasdem dipersilahkan untuk mengikuti tahapan-tahapan Pilkada secara internal sebelum nantinya akan ditentukan siapa-siapa yang dinyatakan terbaik oleh pansel partai untuk mengikuti kontestasi.
Dalam konteks ini, jika rakyat menghendaki dan demi Indramayu lebih baik, Lucky Hakim menyatakan siap berkontestasi untuk memimpin Indramayu, tentu dengan kepemimpinan yang siap ‘mendengar’ dan mengakar. Memimpin Indramayu agar lebih mengakar bagi saya adalah sesuai katanya “akar” yaitu dari bawah kokoh dan kuat untuk menopang batang dan daun pohon agar tumbuh sehat, mendengar, melihat dan berempati pada rakyat di bawah, hadir dalam isu-isu fundamental, dan memperjuangkannya sesuai dengan tupoksinya.
Pada pandangan dan i’tikadnya kalau jalan takdir mengamanahkannya menjadi Bupati Indramayu, maka realisasikan visi misi, tunaikan sesuai janji kampanye, jadikan RPJMD dan bersinergi dengan DPRD sebagai representasi dari rakyat.
Tidak boleh ada legitimasi bahwa antara janji politik dan realisasi bagi seorang politisi adalah dua hal yang berbeda. Harus ada sinergitas bahwa janji adalah hutang yang harus ditunaikan.
*)Penulis adalah Dosen Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Ketua STKIP Al-Amin Indramayu, tinggal di Kandanghaur.